Momentum Ustadz Abdul Somad

Ustad langsing bersuara lantang itu bergerak tepat waktu. Langkahnya jenius dan terukur. Bagai ledakan kuantum.

Pas disaat ummat menunggu nunggu sikapnya. VVIP Al azhar circle, Riil alumni Cairo. The brave heart.

Right man on the right time and the right place.

Dengan cakap dia memberi tanda, bagi siapa saja yang pernah melarangnya datang. Bagi siapa saja pernah mengusirnya pulang. Bagi siapa saja yang pernah menuduhnya anti Pancasila, anti NKRI, mempermalukannya dipaksa menyanyi Indonesia raya hingga mencium bendera. Difitnah bagai pengkhianat tumpah darahnya.

Dia telah menentukan pilihan.
Inilah saatnya dia membalikkan keadaan.

Pesannya tajam. Dengan elegan langsung menusuk jantung pertahanan. Persekusi tak membuatnya surut. Beliau punya cara sendiri untuk memberi perlawanan.

Baca juga  #2019GantiPresiden, Dari Kaos Oblong Jadi Gerakan Massa

Menghentak. Mengguncang panggung di injury time. He is the man behind our champion.

Saat ia berkisah, Dalam pencarian panjangnya beliau telah menentukan sikap. Perjalanan spiritual hingga ke zona teresterial mengetuk hati jiwa jiwa yang bersih. Membisikan satu nama pemimpin. Hanya ada seorang saja yang disebut hingga lima kali.

Dialah Prabowo, manusia yang datang dalam mimpi penghuni penghuni langit itu menitikkan air mata mendengar tuturan UAS saat namanya disebut.

Dibalik sikapnya yang tegas, Hatinya rapuh. Gampang tersentuh. Sentimentil, jiwanya halus. Kesannya priyayi. Well educated.

Dia memang orang jawa yang lama jadi tentara. Tangan kekarnya sering membelai lembut Bobby si kucing kampung hingga terlelap di pangkuannya. Tak jarang ia Memeluk orang miskin lusuh yang begitu mencintainya.

Baca juga  [VIDEO] Bincang-Bincang UAS dengan Rocky Gerung

Nampak jelas begitu hormat pada ulama, walaupun jauh lebih muda. Tangannya tersusun rapi dengan badan penuh menghadapi lawan bicaranya. Concern. Mendengarkan dengan seksama. Sambil sesekali menyeka air matanya yang terlanjur tumpah. Mungkin terbayang betapa beratnya menahan amanah.

Wejangan UAS begitu mengena. Ummat menyaksikan pasti jadi mengharu biru. Menyampaikan untaian mutiara hikmah. Bagaimana akhlak pemimpin.

Tak banyak meminta malah memberi. Tasbih kesayangan yang paling berharga sebagai hadiah. Berharap dibalas jangan diberi jabatan bahkan hanya sekadar undangan ke istana. Permintaan yang tidak biasa dari orang yang telah selesai dengan dunia.

Biarkan orang kampung itu mengembara, mendakwahi umat. Masuk hutan keluar hutan, menyisiri sungai menyeberangi laut. Terbang hingga sejauh cakrawala memandang. Jiwa nya telah diwakafkan untuk mendidik umat. Begitu mulianya engkau Tuan.

Baca juga  Sang Jenderal dan Sang Ulama

Bersyukur kepada Allah. Kita masih diberi role model orang orang baik. Mewakili rahmat Tuhan untuk sekalian alam. Menyejukkan mata batin, menentramkan hati nurani. Berpihak pada sebenarnya kebenaran.

Terima kasih UAS telah memberi penerangan jalan. Hingga yakin melangkah makin terang. Semakin memudahkan umat untuk memilih pemimpin yang layak mensejahterakan dalam keadilan dan kemakmuran. Serangan balik yang memantapkan pilihan.

Mari kita dudukkan orang baik pada tempat yang lebih tinggi. Semoga dengannya berkah Allah menaungi bangsa ini.

Allahu a’lamu bishowab

Comments

comments