Gerakan Mahasiswa dan Siklus Sejarah 10-20 Tahunan

Kita tercengang. Tiba-tiba aksi mahasiswa muncul. Membesar dan militan. Berlangsung hingga malam di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan lainnya. Hari ini mereka kembali beraksi dengan jumlah besar.

Siapa yang tak terkejut? Selama ini mereka diolok-olok karena dinilai membisu. Apolitis. Tak peduli dengan derita rakyat dan nasib bangsa. Dianggap kalah oleh militansi emak-emak.

Tapi nyatanya mahasiswa tetaplah mahasiswa. Meski zaman telah berubah. Menariknya, tagar Gejayen Memanggil menunjukkan bahwa gerakan ini tak berafiliasi pada kekuatan politik manapun. Setidaknya itu amatan drone emprit.

Siapapun layak cemas dengan fenomena ini. Terutama penguasa. Sebab ada siklus sejarah 10-20 tahunan yang menjadi bukti shahih gerakan mahasiswa tak boleh diremehkan. Selalu membuat perubahan besar. Bahkan kekuasaan bisa tumbang. Sebuah rezim bisa lengser keprabon, terlepas ada variabel lainnya.

Baca juga  Demonstrasi, Sebuah Gerakan yang Lahir dari Rahim Demokrasi

1908, mahasiswa mendirikan gerakan yang kemudian kita memperingatinya sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Yakni Boedi Oetomo. Sebelum itu, ada Sarekat Islam yang juga dipelopori anak-anak muda.

1928, mahasiswa dari berbagai daerah berkumpul di Jakarta. Berikrar Satu Bangsa, Satu Bahasa dan Satu Tanah Air. Namanya Sumpah Pemuda.

1945, Indonesia merdeka. Peran mahasiswa dan anak-anak muda tak bisa dinafikan. Ada kantong-kantong diskusi pergerakan di Asrma Menteng Raya, Cikini dan Kebon Sirih. Lalu ada penculikan terhadap Soekarno yang mempercepat proses pembacaan proklamasi kemerdekaan.

1966, Orde Lama tumbang. Mahasiswa bergerak masif. Bersatu dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Mereka ada yang dari HMI, PMKRI, dan seterusnya. Orde Baru lahir dan Soeharto jadi presiden.

Baca juga  Rasisme itu Dosa Asal Amerika

1974 dan 1978, di rentang masa itu gerakan mahasiswa tetap eksis. Mengkritisi kekuasaan Orde Baru. Menariknya, jika pada 1966 mesra bersama TNI, pada kurun waktu ini justru berhadapan dengan militer. Banyak mahasiswa dipenjara. NKK/BKK diberlakukan. Dewan Mahasiswa dibubarkan.

1998, Orde baru runtuh. Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun akhirnya lengser keprabon. Mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR. Ada Tragedi Trisakti dan Gejayen yang menjadi pemicu

Kini, sekitar 20 tahun berselang, mahasiswa kembali turun ke jalan. Saat banyak pihak skeptis pada mereka. Menganggap mereka sudah jadi anak alay dan hedon. Hanya sibuk main PS atau Mobile Legends.

Akankah ada perubahan besar? Stamina jadi kuncinya. Kemampuan menghindari jadi kuda troya kelompok politik tertentu juga jadi penentu.

Baca juga  Mahasiswa Aksi, Rektor Kena Sanksi

Jika itu bisa dilakukan, dan pemerintah tidak merespons tuntutan mereka dengan baik, kita akan menanti siklus sejarah kembali terulang. Dan kita patut tercengang.

Erwyn Kurniawan

Comments

comments