Serial Film yg menceritakan perjuangan kesatria Ertugrul bersama sukunya yg merupakan cikal bakal berdirinya Khilafah Turki Utsmaniah.
Jujur, saya sama sekali tidak mengenal nama tokok pahlawan Turki “Ertugrul” ini sebelumnya.
Namun setelah saya menonton film serial dengan judul ’Diriliş Ertuğrul’ atau ‘Kebangkitan Ertuğrul’ kesan mendalam sangat terasa, dan seketika itu saya mulai mencari tahu kisah tentang tokoh Turki ini dari berbagai publikasi dan juga situs website. Ternyata kepahlawanan Ertugrul ini memang sangat luar biasa….Masya Allah…!
Dan beliaulah yg mengajarkan serta meletakkan dasar2 perjuangan Islam dan jihad melawan kezaliman serta menyebarkan dakwah islamiah, sehingga berdirilah Empayer Islam besar lewat anak bungsunya Osman 1 (Osman Ghazi), pendiri Kesultanan Utsmaniyah, pemimpin Umat Islam 600 tahun lamanya!
Dikisahkan dalam episode kehidupan Ertuğrul (1189-1281 M), semenjak kekuatan Mongol menyerang hampir seluruh daratan Asia, memporak-porandakan segalanya, membunuh penduduk kota, salah satunya Baghdad (1258 M) dan menjarah banyak peradaban, suku-suku Turki yang tadinya bermukim di Asia Tengah memutuskan untuk mencari tanah baru yang aman dari serangan Mongol. Salah satu suku itu adalah suku Kayı, yang dipimpin oleh Sulamiman Syah ayah Ertuğrul. Disini lah perjuangan Ertugrul dimulai.
Ia bersama kakak2 nya memimpin 100 keluarga dan 400 tentara, membelah daratan sekitar daerah dekat Cina menuju wilayah beribu kilometer yang amat jauh dari tanah kelahirannya. Tanah yang ditujunya adalah Anatolia, yang sekarang menjadi wilayah inti dari negara Turki modern.
Suatu hari dalam perjalanannya mencari tanah baru, Ertuğrul mendengar deru suara yang riuh di kejauhan. Ia yakin, sedang ada pertempuran besar yang berkecamuk di suatu tempat yang dekat dengan tanah yang ia pijak. Dengan tekad bulat, ia bersama 400 tentaranya memutuskan untuk melihat siapakah dua pasukan yang sedang bertempur. Dan benar, ternyata pasukan Muslimin Kesultanan Seljuk sedang terhempas oleh kekuatan pasukan Romawi Timur. Kekalahan sudah nyaris di depan mata. Dengan gagah berani, ia hanya dengan 400 tentaranya menyatu di medan laga, membantu pasukan Muslimin memukul mundur deru gelombang pasukan Romawi yang bengis. Keadaan seketika berbalik, pasukan Muslimin berhasil mendesak tentara Romawi hingga lari tunggang-langgang. Kemenangan kembali diraih dengan heroik.
Pasukan Kesultanan Saljuq sangat kagum dengan Ertuğrul. Bahkan sang Sultan, Alauddin Kayqubad, mengundang Ertuğrul dan mengucapkan terimakasih karena telah menyelamatkan pasukan Saljuq.
“Apa yang membuatmu menolong kami sehingga kami bisa memenangkan pertempuran?” tanya Sultan.
“Sebab kami adalah muslim, dan agama kami menyerukan untuk membela kebenaran, menolong orang-orang yang terzalimi. Orang-orang Mongol juga adalah musuh kami dan juga musuh kalian”
Itulah jawaban Ertuğrul sebagaimana ditulis Bilal Abul Khair dalam Kitab 101 Amaliqah Aali Utsman ‘101 Pahlawan Dinasti Utsmaniyah.’
Setelah keduanya berbincang, ternyata diketahui bahwa baik Kesultanan Saljuq dan Ertugrul sama-sama berasal dari bangsa yang sama; Turki. Sang Sultan amat bahagia bisa menemukan seorang kesatria gagah berani yang rela mengorbankan nyawanya demi menolong saudara semuslim.
“Maka, berangkatlah bersama kami, akan aku berikan satu tanah luas. Berjalanlah ke arah Konstantinopel, aku amanahkan padamu menjaga pegunungan Armenia di musim panas, dan kota Söğüt (150 km dari Istanbul) di musim dingin. Kalian memperoleh kebebasan mengelola daerah kalian, namun tetaplah bersama kami untuk berjuang melawan Romawi dan saling menguntungkan,” lanjut Sultan Alauddin.
Mengapa bisa begitu? Sebab Ertuğrul tidak mau berhenti dari jihadnya. Ia tak mau hanya hidup nyaman di kota Söğüt dan wafat di atas kasurnya. Visinya makin bening, mimpinya makin meninggi. Ia bertekad untuk; menaklukkan seluruh wilayah Kerajaan Romawi!
Dari sanalah ia meminta izin pada Sultan Alauddin untuk berjihad di batas-batas wilayah Umat Islam dan meluaskan daerahnya sampai menuju Konstantinopel.
Kepahlawanan Ertuğrul membuat kabilah-kabilah di sekitar Söğüt berkumpul dan menyatakan kesetiaan padanya. Ertuğrul akhirnya memiliki pasukan besar yang tangkas, gagah berani, dan shalih. Banyak sekali kota-kota Romawi yang dibebaskan olehnya, dan adzan berkumandang di atasnya untuk pertama kali.
Kita kemudian akan mengetahui, walaupun Ertuğrul belum bisa membebaskan Konstantinopel semasa hidupnya, namun kelak satu keturunannya yang akan menjadi panglima muda. Panglima hebat yang menjebol pertahanan kota nan megah itu, 172 tahun setelah wafatnya Ertuğrul. Siapa lagi kalau bukan; Muhammad Al Fatih.
Ertuğrul sadar, ia memang tak akan bisa menaklukkan seluruh wilayah Romawi semasa hidupnya*. Ia memahami, takkan bisa “merebut” kemenangan atas musuh-musuh Islam jika mengandalkan dirinya. Sejak itulah ia memutuskan untuk “menciptakan” kemenangan. Ia mulai mendidik pemuda-pemuda kabilahnya untuk mencintai Islam dan memiliki semangat jihad yang tinggi.*
Faktanya, di masa kepemimpinan Ertuğrul, tak ada satupun anak-anak usia 7 tahun kecuali pasti sudah menghafalkan Juz ‘Amma, Surat Al Mulk, dan Surat Yasin. Ia ingin menciptakan generasi kuat, yang kelak akan membebaskan negeri-negeri yang belum tersentuh oleh dakwah Islam. Dan semua mimpi besarnya, ia turunkan pada anaknya; Osman bin Ertuğrul. Osman inilah, sebagaimana kita tahu, akan menjadi Sultan Pertama Dinasti Utsmaniyah. Luarbiasa, bukan.?Ertuğrul menjadi inspirasi yang meledak-ledak, menjadi simbol yang membuat anak-anak muda Islam sadar, “Wah, ternyata umat kita ini hero-nya keren-keren banget!”
Ertuğrul adalah anak ketiga dari 4 bersaudara. Terpikir olehnya bahwa tidak mungkin baginya untuk menjadi pemimpin suku Kayi berikutnya setelah ayahnya, oleh krn yg lebih berhak adalah kakak-kakaknya yaitu; Sungur Tekin dan Gundoğdu, sedangkan Ertuğrul dan adik bungsunya Dündar harus mengikuti kepemimpinan kakak2nya dalam tradisi suku Kayi. Namun demikian Ayahnya Sulaiman Syah semasa hidupnya lebih sering memberikan tugas2 penting kepada Ertugrul oleh sebab ayahnya melihat ketegasan sikap, taat menjalankan perintah agama, kepiawaian taktik peperangan, pandangannya jauh kedepan serta memiliki leadership pada diri Ertugrul dibandingkan dengan kakak2nya.
Ertugrul (Bahasa Turki Utsmaniyah: sering dengan gelar Ghazi), adalah ayah dari Osman I yang merupakan pendiri Kesultanan Utsmaniyah. Dia adalah pemimpin Kayı yang merupakan marga dari Turki Oghuz. Ketika ia sampai di Anatolia dari Merv (Turkmenistan) dengan 400 orang berkuda, pada tahun 1230 Ertuğrul diminta untuk membantu Kesultanan Rûm Seljuk melawan Kekaisaran Bizantium. Ia menerima wilayah Karaca Dağ, yaitu sebuah pegunungan dekat Angora (sekarang Ankara) oleh Ala ad-Din Kay Qubadh I, yaitu Sultan Turki Seljuk dari Rum. Satu bukti menunjukkan bahwa pemikiran pemimpin Seljuk memberikan wilayah untuk Ertuğrul agar diharapkan Ertuğrul mau mengusir setiap musuh dari Bizantium atau dari musuh lainnya. Kemudian, ia mendapat desa Söğüt yang ia taklukkan pada 1231 bersama dengan wilayah di sekitarnya. Ia mempunyai 3 orang anak dari isterinya yang bernama Halimah Sultan (puteri dari bangsawan Saljuq) yaitu Gündüz, Saru Batu Savcı Bey, dan si bungsu Osman-1/Osman Ghazi (Pendiri Othoman Empire)
Tidak ada yang pernah menyangka, bahwa kedatangan 100 keluarga dan 400 pasukan kecil yang dipimpin oleh Ertuğrul di kota Söğüt, adalah “batu pertama” tempat berdirinya Kekhalifahan Utsmaniyah. Kekhalifahan besar berumur 6 abad yang terbentang dari Persia di timurnya, sampai Samudera Atlantik di baratnya; 6.000.000 km², atau setara 3,5 kali lipatnya luas Indonesia!
Ertugrul secara tidak langsung membuat rantai peristiwa yang mengarah pada berdirinya Kesultanan Utsmaniyah. Seperti anaknya, Osman I dan keturunannya pada masa depan, ia sering disebut dengan Ghazi, dia merupakan pejuang yang bertarung untuk Islam.
Ia memiliki keahlian berburu, dan kerjaannya memang berburu. Ertuğrul punya tiga sahabat deket dan sangat setia dan sudah seperti saudara kembar yaitu: Turgut, Bamsı, dan Doğan. Empat sekawan ini sangat kompak dan kadang sangat lucu saat bergurau. Turgut Alp adalah salah satu sahabat dan pendukung paling royal kepada Ertugrul. Turgut Alp merupakan salah satu pejuang Ottoman yang paling terkenal. Dia terkenal dengan kapaknya, dikenal sebagai orang yang terkuat di dunia di masanya. Menurut legenda, ia meninggal pada usia 125 tahun, mati syahid dalam pertempuran dengan kapaknya yang terkenal di tangannya. Turgut Alp telah menjadi pemimpin Alp selama kehidupan Ertugrul, Osman Ghazi (anak Ertugrul pendiri Ottoman) dan Orkhan Ghazi (cucu Ertugrul, pengganti Osman Ghazi). Lebih dari 500 tahun setelah kematiannya, Pada tahun 1877, selama Perang Rusia-Turki (1877-1878), sebuah kota di kerajaan Ottoman yg dinamai kota “Turgutalp” didirikan untuk menghormati prajurit pemberani ini.
Inti dari serial film ini adalah: bagaimana perjuangan Ertuğrul untuk menyatukan suku-suku Islam, memimpin dengan hukum Islam, mengalahkan pasukan Templar, Crusader sampai yang paling kejam dan sadis: Mongol. Hingga akhirnya: anak ketiganya, Osman Ghazi, mewarisi sifat-sifat dan semangat Ayahnya berhasil mendirikan Kesultanan Ottoman dan selanjutnya menyebarkan Islam ke seluruh dunia, bahkan sudah bercita-cita untuk menaklukkan Konstantinopel.
Mengapa Ertuğrul yang dipilih menjadi karakter utama? Mengapa bukan Osman Ghazi?” tanya Jihad Turbani pada Dr Jasim Al Jazza’ dalam serial Mi’ah Udzama.’
“Sebab, karakter Ertuğrul ini mengumpulkan unsur-unsur yang banyak; nasionalisme Turki, keagungan Islam, kehebatan sejarah muslimin, motivasi dan harapan, yang bisa diterima semua pihak” jawab beliau.
Film serial kebangkitan ERTUĞRUL ini ternyata ditonton di 85 Negara yg diterjemahkan/subittle dalam 25 bahasa. Terbanyak adalah Amerika, Meksiko, UK, Australia, New Zealand, sisanya adalah Pakistan, India, Tajikistan, Uzbekistan, dan daerah-daerah sekitarnya. Tentu saja dalam film Kebangkitan Ertuğrul ini sarat dengan muatan/pesan2 Islamnya, meskipun sudah kita ketahui bersama bahwa Turki saat ini merupakan negara sekuler sejak kekhalifahan Ottoman diruntuhkan/dikudeta oleh Kemal Attaturk tahun 1923, namun demikian serial film ini telah mendobrak kebiasaan orang Turki sendiri (yang dalam keseharian kurang islami). Penyampaian materi Islamnya menyentuh sekali. Bahkan Presiden Erdoğan berkali-kali berkunjung ke tempat syuting film kebangkitan Ertuğrul ini.
Film serial Kebangkitan Ertuğrul’ ini secara dramatis menjamur juga di dunia Arab bahkan Asia Muslim seperti India, Pakistan, Malaysia, namun Sedihnya justru Indonesia malah termasuk berada diperingkat bawah, walaupun bukan yang paling bawah. Apakah orang muslim Indonesia memang sudah tidak tertarik dengan sejarah Islamnya sendiri kah? Bagaimana hasil akhirnya? Ternyata banyak dari penonton film kebangkitan Ertuğrul ini menjadi muallaf, mereka memeluk Islam karena tersentuh dengan ajaran Islam yang ditampilkan dalam serial Ertuğrul ini. Anak-anak muda sangat menyukai karakter kepahlawanan Ertuğrul, seorang perwira Klan Kayı, suatu kabilah kecil yang secara mengejutkan, kelak akan melahirkan pahlawan Islam yang legendaris;
Silahkan simak serial film Kebangkitan Ertugrul pada link dibagian paling atas dari tulisan ini (ada sebanyak 150 episode) disaat waktu senggang anda. Selamat Menonton…!
Link Download: https://www.google.com.my/amp/s/mztegar.wordpress.com/2018/01/23/kebangkitan-ertugrul-subtitel-indonesia/amp/
Wassalam,
Disarikan dari berbagai sumber oleh: Sob,
Jakarta 6 Juni 2020