Penulis: Euis Sufi Jatiningsih
Saya tak kuasa menahan gemuruh dalam dada beberapa hari ini. Semoga surat ini sampai ke tangan, telinga, mata dan hati Bapak Abdul Aziz. Bantu saya menyampaikannya dengan share tulisan saya ini.
Saya hanya ingin menanyakan beberapa hal terkait konsekuensi dari kesimpulan disertasi anda. Saya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa yang dihantui ketakutan gulitanya zaman dari adab dan susila. Zaman yang sudah sangat tipis beda binatang dan manusia dalam mengendalikan syahwatnya.
Pak Doktor, apa yang anda pikirkan atau anda rasakan jika tiba-tiba anda mempunyai syahwat kepada mahasiswi anda yang gadis, lalu anda saling berkomitmen melakukan hubungan intim suka sama suka di ruang eksklusif yang tertutup seperti yang anda syaratkan? Menurut anda, bagaimana perasaan anda, istri anda , ibu anda dan ibu si mahasiswi itu?
Pak Doktor, apa yang anda rasakan dan akan anda lakukan jika bulan ini anak anda digauli oleh pacarnya. Lalu putus. Bulan depan dengan pacar barunya. Suka sama suka, di ruang ekslusif dan tertutup. Itu syarat yang anda sebut.
Atau jika anak laki-laki anda menggauli anak gadis tetangga, lalu besoknya dia menggauli temen sekelasnya, bulan depan menggauli pacarnya. Suka sama suka, di ruang eksklusif dan tertutup. Itu syarat yang anda sebut.
Pak Doktor, apakah menurut anda hubungan seks itu tidak berdampak apa-apa? Kehamilan, keturunan, nasab, persusuan, mikiiiiir Pak ….Mikiiiir….
Jika perempuan yang digauli oleh anak laki-laki bapak kemudian semuanya hamil? Atau anak perempuan bapak lalu hamil setelah digauli oleh pacarnya yang berbeda-beda?
Tolong Anda bayangkan kekacauan sosial apa yang akan timbul di masyarakat selain maraknya penyakit kelamin akibat seks bebas yang anda sebut bukan zina itu. Bayangkan Pak , Bayangkaaaaan….
Kecuali kalau anda belum punya istri, gak punya anak dan gak punya ibu, mungkin anda tidak bisa membayangkannya. Maaf …
Apakah Islam turun untuk kekacauan itu? Demi Allaah tidak !!! Islam adalah rahmat, dan Rasulullaah diutus untuk menyempurnakan akhlak, bukan merusak akhlak.
Anda bilang ini adalah celah hukum supaya tidak terjadi kriminalisasi seksual, karena anda prihatin dengan adanya hukum rajam atas org yang berzina, padahal menurut anda itu belum tentu zina. Anda merasa menjadi pahlawan agar orang-orang bersyahwat liar itu tidak dikriminalisasi, tapi anda tidak merasa jadi pecundang karena sudah membuka lebar pintu seks bebas ?
Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Salam takzim buat istri dan ibu anda di rumah, semoga mereka tetap punya rasa sebagai seorang istri dan seorang ibu.
Saya berlindung kepada Allah dari kebodohan dan dari tipudaya orang-orang bodoh yang merasa benar.