Ternyata Ini Penyebab Utama Cuci Darah Pada Anak

Cuci darah, atau hemodialisis, pada anak umumnya dilakukan untuk mengatasi gagal ginjal yang parah, ketika ginjal tidak lagi mampu menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik.

Pimprim menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak memerlukan cuci darah. Salah satu penyebab utamanya adalah adanya kelainan bawaan kongenital. “Pada kasus ini, anak tersebut sudah sejak lahir memiliki kelainan pada ginjal atau ada kista,” kata dr Piprim.

Selain faktor kelainan bawaan, gaya hidup tidak sehat juga dapat menyebabkan anak perlu menjalani cuci darah, terutama pada anak dengan obesitas. Menurut Pimprim, obesitas pada anak dapat memicu inflamasi derajat rendah yang berlangsung secara kronis.

“Ditambah dengan faktor lain seperti hipertensi, kondisi ini dapat merusak ginjal dan lama-kelamaan menyebabkan ginjal rusak sehingga memerlukan cuci darah,” katanya.

Jadi, Penyakit Gagal Ginjal Itu Seperti Apa?

Gagal ginjal adalah kondisi ketika ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik dalam menyaring limbah dari tubuh. Akibatnya, produk limbah dan zat beracun dapat menumpuk dalam darah.

Gagal ginjal dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu akut dan kronis, seperti dikutip dari kidshealth.org pada Jumat, 26 Juli 2024.

Baca juga  Dokter Piprim Ungkap Fenomena Cuci Darah pada Anak yang Lagi Viral

1. Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut, juga dikenal sebagai cedera ginjal akut, terjadi secara tiba-tiba. Penyebabnya bisa meliputi infeksi bakteri, cedera, syok, gagal jantung, keracunan, atau overdosis obat. Untuk menangani gagal ginjal akut, dokter akan fokus pada pengobatan penyebab yang mendasarinya. Beberapa anak mungkin memerlukan dialisis untuk membantu fungsi ginjal mereka.

2. Gagal Ginjal Kronis

Gagal ginjal kronis terjadi ketika fungsi ginjal menurun secara bertahap seiring waktu. Pada anak-anak dan remaja, penyebabnya bisa meliputi:

  • Masalah bawaan sejak lahir
  • Gagal ginjal akut yang tidak membaik
  • Penyakit ginjal kronis
  • Tekanan darah tinggi yang berkepanjangan

Jika gagal ginjal kronis ditemukan sejak dini, pengobatan dapat dilakukan untuk memperlambat penurunan fungsi ginjal. Pengobatan biasanya melibatkan obat-obatan, pengendalian tekanan darah, dan diet khusus. Dalam beberapa kasus, transplantasi ginjal mungkin diperlukan untuk menggantikan ginjal yang tidak berfungsi.

Apa Saja Terapi Gagal Ginjal?

Jika ginjal anak mengalami kerusakan parah hingga gagal berfungsi, anak tersebut memerlukan terapi penggantian ginjal untuk tetap sehat, seperti dikutip dari situs National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Ada tiga jenis terapi utama yang dapat dipertimbangkan, di antaranya:

  1. Transplantasi Ginjal
Baca juga  Dokter Piprim Ungkap Fenomena Cuci Darah pada Anak yang Lagi Viral

Transplantasi ginjal seringkali merupakan solusi utama untuk gagal ginjal pada anak. Beberapa anak mungkin menjalani transplantasi ginjal sebelum memulai dialisis, sebuah prosedur yang dikenal sebagai transplantasi preemptif. Anak-anak lainnya mungkin memulai dialisis untuk menjaga kesehatan mereka sampai transplantasi ginjal tersedia.

Sekitar sepertiga ginjal yang ditransplantasikan ke anak-anak berasal dari donor yang masih hidup. Ginjal dari orang tua biasanya lebih cocok dibandingkan ginjal dari donor yang tidak memiliki hubungan keluarga dengan anak.

Waktu tunggu untuk transplantasi ginjal bervariasi tergantung pada wilayah dan faktor-faktor seperti antibodi dalam darah akibat transfusi darah atau transplantasi ginjal sebelumnya.

2. Hemodialisis

Hemodialisis umumnya dilakukan di pusat dialisis tiga kali seminggu. Beberapa pusat dialisis juga mengajarkan orang tua atau wali bagaimana melakukan hemodialisis di rumah. Dokter mungkin merekomendasikan dialisis yang lebih sering untuk anak-anak yang lebih kecil.

Baca juga  Bahaya! Kebiasaan Minum Minuman Manis Memicu Risiko Cuci Darah pada Anak

Diskusikan dengan tim layanan kesehatan tentang efek samping yang mungkin dialami anak Anda setelah hemodialisis. Banyak efek samping dapat dikelola dengan baik, dan Anda dapat membantu mencegahnya dengan memastikan anak menjaga pola makan yang sehat, membatasi asupan cairan, dan meminum semua obat sesuai petunjuk.

Comments

comments