Ramadhan dan Tanah yang Subur

Apa yang Anda lakukan kalau diberi tanah yang sangat subur seluas satu hektar? (Aminin aja. Bulan Ramadhan lho). Ada metafora sebagai renungan sederhana di bulan suci ini.

Mungkin ada yang akan membangun istana sepenuh lahan itu. Tentu sayang sekali, tanah subur kok tidak dimanfaatkan untuk hal yang produktif.

Ada yang sebagian digunakan untuk berkebun, dan sebagian lagi dibangun rumah. Bisa luasan kebunnya, atau kebalikannya, atau fifty-fifty.

Ada yang sekedar membangun saung atau gubuk kecil tempat selonjoran kaki dan merebahkan badan. Sisanya kebun produktif.

Atau ada yang menjadikan kebun semuanya. Lalu untuk tempat tinggal dia, dibangun di tanah lain dari penjualan hasil kebun.

Baca juga  Belajar dari Ramadhan

Tanah yang sangat subur itu diumpamakan bulan Ramadhan pengganda pahala berlipat-lipat. Kesuburan tanah akan terasa manfaatnya bila ditanami tumbuhan produktif yang menghasilkan uang. Maka Ramadhan pun akan terasa manfaatnya bila dalam bulan itu kita kerjakan berbagai aktivitas kebaikan.

Sayang sekali bila tanah yang subur dipakai untuk bermegahan. Dan celaka sekali bila bulan Ramadhan waktu kita habis dipakai untuk urusan dunia.

Puasa diisi dengan nonton film korea dari pagi sampai sore, atau keseringan nongkrongin media sosial, atau tidur seharian, supaya tidak terasa kalau puasa dan tahu-tahunya sudah maghrib. Itulah contoh pemanfaatan waktu yang tidak tepat.

Idealnya adalah memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan. Gubuk kecil atau saung, diumpamakan sebagai sedikit waktu untuk istirahat setelah penat. Tidur 15-30 menit, atau sesekali nengokin grup wa, boleh-boleh saja. Asal selebihnya dimanfaatkan betul untuk berdzikir kepada Allah.

Baca juga  Sahur.. Sahur..

Yang terbaik adalah yang bisa mengkonversi semua aktivitasnya menjadi ibadah. Maka niat lah menjadi kuncinya. Ketika mengantuk berat, segera diniatkan karena Allah untuk memberi hak kepada tubuh agar bisa kembali berativitas kebaikan. Maka itu bernilai ibadah.

Ia memilih waktu yang lain untuk leha-leha. Yaitu di akhirat kelak, setelah Allah swt mengganjarnya dengan surga karena ridho atas amal sholehnya selama Ramadhan ini.

Allahua’lam bish-showab.

Zico Alviandri

Comments

comments