Perjuangan Makin ‘Asyik’ di Jawa Barat

Kekalahan adalah kemenangan yang tertunda

Ada yang mensyukuri kemenangan karena hasilnya, dan ada yang mensyukuri kemenangan karena prosesnya.

Membaca dari kacamata ‘hasil’ ibarat melihat puncak gunung es yang tinggi menjulang, jelas sekali menampakkan keberhasilan dan kemenangan.

Namun jika membaca dari perspektif ‘proses’, kita akan menyaksikan sesuatu yang mungkin belum terlihat, yakni ibarat badan gunung es raksasa yang tersembunyi, mengokohkan sebagian kecil puncaknya yang terlihat di permukaan.

Begitulah fenomena pemilihan kepala daerah, salah satunya Pilkada Jawa Barat. Jika diukur dari ‘hasil’, maka hasilnya ASYIK memperoleh urutan ke dua (runner up), namun dengan perolehan yang di luar prediksi rival-rival yang lain. ASYIK berhasil melampaui rivalnya DM2 yang diunggulkan di survey-survey menjelang pilkada.

Baca juga  Aher Kembangkan Kampus IPB di Sukabumi

Elektabilitas ASYIK awalnya hanya 4% namun dalam waktu singkat berhasil menjadi runner up dengan elektabilitas 28%, melampaui hasil-hasil survey.

Jika diukur dari proses, maka dengan progress kenaikan elektabilitas yang cukup signifikan itu, ASYIK menunjukkan bahwa dengan logistik yang tak banyak, namun kerja yang totalitas dan daya juang yang tinggi membuat perolehan yang menakjubkan. Bahkan paslon nomor 4 mengakui kerja mesin politik ASYIK yang luar biasa.

Dengan modal perolehan ini, maka mengisyaratkan pesan bahwa mesin politik ini siap memenangkan pertarungan-pertarungan selanjutnya. Pemilu 2019 akan dapat diukur dengan capaian hasil 2018 ini. Mesin yang sudah panas ini tinggal menemukan kanal-kanal perjuangan berikutnya untuk kembali mengukir prestasi.

Baca juga  Antara Beras Maknyus, Mobil Listrik, dan Terapi Dr Warsito

@ariepoernama

Comments

comments