Inilah 5 Peristiwa Jika G30S PKI Tidak Pernah Terjadi

Salah satu peristiwa sejarah Indonesia yang masih misterius adalah Gerakan 30 September atau G30S/PKI. Seluruh kejadian serta tahapan-tahapannya mungkin sudah pernah dibahas berkali-kali, mulai dari gonjang-ganjing politik, isu Dewan Jenderal, pembentukan Dewan Revolusi, sampai kejadian pasca G30S sudah bisa dipelajari lewat buku-buku maupun internet.

Tetapi, pernahkah berfikir jika G30S tidak pernah terjadi? Apa yang terjadi pada Indonesia apabila G30S tidak pernah terjadi?

Untuk mengetahui keadaan Indonesia apabila G30S tidak pernah terjadi diperlukan asumsi-asumsi sebagai berikut:

  1. Bung Karno sudah sakit-sakitan dan diasumsikan Bung Karno akan meninggal pada tahun 1970,
  2. Keadaan Politik Dunia sedang panas-panasnya pasca Krisis Misil Kuba dan pembunuhan John F Kennedy serta kontestasi Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk menguasai dunia,
  3. Perebutan kekuasaan di dalam negeri antara pihak Angkatan Darat dengan PKI masih berlangsung.

Terdapat berbagai kemungkinan apabila G30S tidak terjadi, kemungkinan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Persaingan Angkatan Darat dan PKI terus berlanjut

Bung Karno dan Angkatan Darat.

Bung Karno adalah satu satunya figur yang dapat diterima oleh seluruh elemen masyarakat. TNI, PKI, Ulama, dsb menerima Bung Karno sebagai tokoh pemersatu. Tetapi pada kondisi ini Bung Karno mulai sakit-sakitan dan diprediksi akan segera wafat. Kesempatan inilah yang dimanfaatkan oleh Angkatan Darat dan PKI untuk berperan sebagai suksesor Bung Karno.
Angkatan Darat dan PKI adalah dua anak emas Bung Karno.

Baca juga  Benahi Moral, Bukan Mural
Bung Karno dan D.N. Aidit

Angkatan Darat pada waktu itu berperan merebut Irian Barat dari Belanda dan mempertahankan Republik dari gerakan separatisme, sedangkan PKI adalah partai yang selalu mendukung Bung Karno di setiap kebijakannya. Orang-orang dari kedua fraksi inilah yang mempunyai potensi kuat menggantikan Bung Karno.

PKI tentu ingin Indonesia menjadi berideologi Komunis karena doktrin tujuan Partai Komunis di seluruh dunia adalah menjadikan negara yang disinggahinya menjadi komunis. Seperti yang dilakukan Mao Tse Tung (Pemimpin Komunis Cina) kepada Chiang Kai Sek (Pemimpin Nasionalis) di China.

Sementara itu, Angkatan Darat yang Nasionalis tentu tidak akan rela apabila Indonesia dijadikan Negara Komunis. Dalam hal ini, Angkatan Darat lebih diuntungkan karena mereka mendapat support dari para ulama yang tidak cocok dengan ideologi Komunisme yang dibawa oleh PKI.

Apabila G30S tidak pernah terjadi, persaingan antara Angkatan Darat dan PKI dalam memperebutkan kekuasaan akan tetap berlangsung dan bahkan persaingan ini akan semakin mengerikan. Bahkan bisa terjadi perang sipil di Indonesia.

2. Achmad Yani Menjadi Presiden Republik Indonesia

Apabila G30S tidak pernah terjadi, Jenderal Ahmad Yani pasti masih hidup setelah tahun 1965. Menurut Buku “Achmad Yani : Tumbal Revolusi”, Soekarno sangat menginginkan Achmad Yani menjadi penggantinya kelak ketika beliau sudah tiada. 

Bung Karno pernah menyebutkan bahwa kelak pengganti dirinya adalah Jenderal (AD) Achmad Yani yang saat itu menjabat sebagai Kepala Satuan Angkatan Darat TNI (Kasad).

Baca juga  Jangan Pernah Lupakan Sejarah Kelam PKI di Indonesia

Menurut mantan Wakil Komandan Tjakrabirawa, Kolonel Purn Maulwi Saelan dalam buku Penjaga Terakhir Soekarno dikatakan, Ahmad Yani adalah yang paling dekat dengan Bung Karno. Saelan juga menuturkan, Soekarno pernah menitipkan Ahmad Yani sebagai penggantinya.

Ia menjelaskan, jauh-jauh sebelumnya, Soekarno juga sudah mendengar persetujuan pihak keluarga Ahmad Yani. Hingga dijadwalkan akan ada pertemuan untuk membahas hal itu lebih lanjut. Dalam penjelasan Saelan, Ahmad Yani dijadwalkan akan menemui Bung Karno di Istana Jakarta pada 1 Oktober 1965.

Takdir berkata lain, Achmad Yani gugur di malam Jahanam itu. Bung Karno menangis sekeras-kerasnya di depan pusara Achmad Yani. Bung Karno kehilangan Jenderal kesayangannya.

Apabila G30S tidak terjadi, Achmad Yani akan menjadi Presiden suksesor Soekarno.

3. PKI Kehilangan Dukungan

D.N. Aidit Berpidato

Memang tujuan utama PKI melakukan G30S adalah untuk mencegah pengaruh Angkatan Darat semakin meluas. Maka dari itu, PKI mengeluarkan isu Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta terhadap Bung Karno. Skenario berikutnya adalah melakukan gerekan G30S yakni “pembersihan” internal Angkatan Darat dari pengaruh Nekolim.

Nah bila kejadian itu tidak terjadi, PKI akan semakin kehilangan dukungan karena secara teknis, Angkatan Darat didukung oleh para ulama yang sama-sama mempunyai masalah dengan PKI.

Apalagi apabila Achmad Yani menjadi Presiden, DN Aidit pasti sudah tidak diberi ruang gerak lagi. Apalagi ada kejadian dimana Achmad Yani menolak mentah-mentah usul DN Aidit yang meminta agar buruh tani dipersenjatai. Setelah itu, mereka saling dongkol-dongkolan.

Baca juga  Mengapa Kita Merasa 'Ahlinya Ahli' Padahal Sejatinya Awam

4. CIA Gagal Menjalankan Misinya

Freeport, kekayaan Indonesia yang diincar bangsa asing.

Ada juga teori dimana G30S adalah rencana Amerika Serikat untuk menggulingkan Soekarno untuk menguasai Free po rt.Soekarno telah merebut Irian Barat dari Belanda dan tidak mau menyerahkan kekayaan alam Papua kepada asing.Tentu Amerika harus mencari cara agar bisa menggulingkan Soekarno untuk menguasai Vibranium yang ada di Papua.

Apabila G30S tidak pernah terjadi, Amerika Gagal menguasai Freeport. Karena Freport akan aman apabila Achmad Yani menjadi suksesor Soekarno.
(Achmad Yani dan Soekarno sama sama Anti-Imperialis)

5. Soeharto Tidak akan Dikenal dalam Sejarah

Soeharto, Presiden Republik Indonesia setelah Ir. Soekarno.

Soeharto adalah tokoh sentral dalam peristiwa pasca-G30S. Soeharto tidak termasuk menjadi target penculikan. Ada teori dimana dia mengetahui akan terjadi penculikan Jenderal, tetapi beliau membiarkannya. Kemudian, Soeharto memanfaatkan keadaan ketika Senior-Seniornya seperti Achmad Yani, dan Jenderal-jenderal lainnya tidak bisa dihubungi.
Soeharto selaku Panglima Kostrad mengambil alih Komando Angkatan Darat dan mengangkat dirinya sebagai Kepala Staff Angkatan Darat menggantikan Achmad Yani yang berhalangan (gugur).

Singkat cerita, Soeharto mempunyai Supersemar dan membuat alur sejarah Indonesia menjadi miliknya.

Apaila G30S tidak pernah terjadi, Soeharto Tidak akan Dikenal dalam Sejarah Indonesia.

***

6. Comments

comments