…dan Cukuplah Mati sebagai Peringatan
Kemarin saya takziyah ananda Muhammad Ibrahim bin Suryanto, di wilayah tirtonirmolo Bantul.
Siswa di smpit Ibnu Abbas Klaten ini usianya 14 tahun. Sakit lupus.
Sejak masuk smp ia makin rajin menghafal Alquran. Kini sangunya menghadap Allah adalah puasa daud yang telah dijalaninya sejak kelas 8 dan hafalan 17 juz. 8 juz diantaranya dihafal saat mulai menderita sakit.
Banyak mimpi kebaikan yang ia tulis di buku harian kecil.
Menjadi hafidz qur’an, berhaji, menjadi imam di masjidil haram dlll.
Ia juga mencangkan hidup sehat pada usia 15 tahun. Dan Allah lebih menyayanginya.
Kamis malam jumat jam 22.30 ia berpulang. Kata ibunya:setelah 10 hari kritis di icu, Ibrahim menanti hari Jumat untuk menghadap Allah.
Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wafu’anhu.
Telah tunai janji Ibrahim.
Telah tunai kewajiban orang tuanya menjaga Ibrahim menjadi anak sholih.
Tinggal kita …
Apakah kita betul telah menjaga anak kita amanah Allah?
Kepergian Ibrahim meninggalkan hikmah tentang arti nikmat
Nikmat sehat
Bahkan juga nikmat sakit
Nikmat hidup
Dan juga nikmat mati
Adakah kita resapi dan syukuri semua nikmat itu?
Dan gunakan sisa nafas kita dengan amal terbaik?
Jogjakarta, 31 Januari 2015
Renungan diri by:@lailacahyadi