Kami Tetap Hormat, Sebuah Catatan Turnamen AFF 2016

Akhirnya, Thailand yang merebut tropi juara piala AFF tahun 2016. Setelah mengalahkan Timnas Garuda dengan skor 2 : 0 di stadion Raja Manggala, Bangkok. Meski harus puas dengan posisi runner up, kita tetap harus mengangkat topi setinggi – tingginya untuk Tìmnas Garuda. Setidaknya karena beberapa alasan penting, diantaranya :

Pertama, Mampu Terbang Tinggi

Bagaimanapun, capaian timnas Garuda mampu terbang tinggi hingga ke babak final adalah prestasi yang luar biasa. Terlebih, prestasi itu dicapai di tengah carut marutnya persepakbolaan nasional. Sebagaimana kita tahu, PSSI baru saja lepas dari pembekuan Pemerintah (Kemenpora). Indonesia juga baru lepas dari sanksi larangan bertanding di kancah internasional oleh FIFA. Ditambah segudang masalah lain seperti persiapan yang minim hingga posisi klub yang enggan melepas pemain andalannya untuk membela timnas. Dengan segala kompleksitas yang dihadapi, ternyata timnas Garuda tetap mampu terbang tinggi hingga ke partai final. It’s Amazing !!!

Di partai final yang dihadapi adalah Tim Gajah Putih yang disebut-sebut sebagai raja sepakbola Asia Tenggara. Di leg pertama, Indonesia bahkan bisa menang dengan skor 2 : 1. Di leg kedua, saat timnas Garuda mengambil opsi bermain terbuka, timnas Gajah Putih juga cukup kerepotan. Jika opsi ini diambil sejak babak pertama, boleh jadi hasilnya berbeda. Tapi apapun itu, kalah melawan tim yang lebih kuat tetaplah merupakan kehormatan. Sebaliknya, menang dari tim yang lebih lemah tetaplah kehinaan. Jadi wajar jika timnas Garuda tetap layak mendapatkan penghormatan meski diakhir laga diwarnai sedikit insiden kecil.

Kedua, Dominasi Garuda Muda

Ban kapten memang dipegang oleh pemain yang sudah berusia senja meski tetap lincah, yakni Boaz Solossa. Namun jika melihat komposisi tim, justru banyak didominasi oleh darah muda. Bahkan pada malam final ini, ada pemain yang berulangtahun ke 23. Dominasi Garuda Muda tentu memberikan harapan besar akan masa depan dunia persepakbolaan Indonesia. Di mana-mana, kiprah anak muda menyiratkan harapan yang cerah karena membuktikan proses regenerasi yang berjalan dengan baik. Hal seperti ini berlaku umum, mulai dari pemain muda, politisi muda, dai muda hingga pengusaha muda.

Namanya juga anak muda. Energi dan semangatnya memang besar, namun masih butuh banyak pengalaman, arahan dan pendampingan. Kita berharap bahwa kompetisi piala AFF tahun 2016 yang mereka jalani hingga fase final, mampu mengasah skill dan mendewasakan karakter. Sehingga bisa menjadi bekal yang bermanfaat pada kompetisi serupa dimasa mendatang. Segala sesuatu butuh proses dan turnamen piala AFF tahun 2016 menjadi salah satu kawah candradimuka bagi darah-darah muda yang menghuni Timnas Garuda.

Khatimah

Pelajaran yang tidak kalah penting sebenarnya terhampar buat kita. Seberapa dewasa kita mensikapi perhelatan sepakbola ini. Sulit dipungkiri, bahwa banyak pihak ingin memframing Timnas Garuda sesuai kepentingannya masing-masing. Banyak pihak yang ingin mengeksploitasi Timnas Garuda diluar dunia persepakbolaan. Misalnya, beberapa pihak ingin menyeret skuad Timnas Garuda menjadi bagian dari kampanye kebhinekaan. Boleh jadi, kalah adalah hasil terbaik untuk saat ini.

Terima kasih kepada seluruh jajaran pemain dan pelatih Timnas Garuda yang telah menunjukkan dedikasi yang besar bagi bangsa ini. Perjuangan mereka sangat layak untuk diapresiasi, diteladani dan diteruskan. Salam hormat dari kami.

Eko Jun

Comments

comments