Oleh: Bot Pranadi.
Pernahkah engkau merasakan kematian?
Tidak perlu menunggu ruh ini meregang dari jasad.
Tidak, bahkan mungkin kau masih bernafas.
Karena aku punya definisi sendiri dalam hidup.
Aku hanya boleh mengatakan hidup. Ketika waktu penuh dengan amal. Punya semangat untuk hidup dan bangkit.
Selalu bersemangat? tidak harus. Karena ada saat kita ini tersungkur hingga muka terperosok.
Tapi keinginan dan keahlian untuk menjadikan titik jatuh menjadi titik balik.
Bandul? yah seperti itu. Titik terbawah. adalah titik tercepat sebelum melaju keatas.
Hidup? berarti melakukan sesuatu yang produktif.
Bukankah kita tidak dituntut untuk hasil?
Benar, tapi berkah berarti tumbuh bukan? kehidupan yang benar akan diiringi berkah. Sehingga walaupun belum menghasilkan, namun ia akan terlihat tumbuh.
Bigger…stronger.
Hidup? berarti bermanfaat bagi orang lain.
Aku ingin suatu saat berdiri ditengah2 anak2 yang ceria. anakku.. pasti. Tapi aku ingin punya ratusan anak. Anakku… sebagian besar bukan. Tapi aku ingin melihat mereka semua bisa sekolah. Anak yatim, anak ga punya, dan anak2 yang lain.
Aku punya banyak mimpi. Namun entah, menuliskannya aja malu. Tapi lihat saja. Kau akan melihatnya. Walau kini masih merangkak.
Bermanfaat bagi orang lain. Harus.
Hidup? harus produktif. Sekali lagi harus produktif.
Maka pernahkah engkau merasakan kematian?
Aku pernah. Sering bahkan.
dan percayalah… rasanya tidak enak.
Karena berarti waktuku sepi dengan amal.
Tapi tenang. Hiruplah nafas. Seduhlah teh hangat. Hiruplah
dikit.
Kemudian berwudhulah. Tenangkan dirimu dalam dua rekaat penghambaan. Dan katakan pada robbmu bahwa kau siap untuk hidup lagi. dan yup. Kau siap untuk hidup.
Bismillah..
O iya.. jangan lupa habiskan tehmu. mubadzir. ;)