Pacaran, No Way

Pacaran? No way. Serius, pacaran itu nggak ada manfaatnya. Ini bukan sok alim atau sok suci, bukan pula karena nggak laku, melainkan berdasarkan fakta dan kenyataan. Memang nyatanya pacaran itu nggak ada manfaatnya, malah banyak mudharatnya. Tidak sedikit lho remaja dan mahasiswi yang terjerumus dalam zina karena pacaran. Saya banyak menerima konseling masalah ini. Saya sangat miris setiap kali menerima konseling masalah ini. Kok bisa ya?

Kalau sudah kejadian kehormatannya direnggut gratisan oleh pacar, baru deh nyesel dan nangis bombay. Sayangnya, penyesalan yang terlambat. Bunga sudah layu tak bisa dibuat mekar kembali. Kalaupun kamu tidak sampai terjerumus dalam hubungan seks, harga diri kamu juga sudah terendahkan. Karena, kamu sudah dipegang-pegang dan dicium-cium oleh pacarmu, seperti orang beli mangga.

Sudah gitu, ujung-ujungnya putus. Terang saja kamu yang rugi, Sist. Seolah kamu tidak ada harga dirinya. Bisa diperlakukan seperti itu. Emang kamu mau digituin? Nggak ‘kan! Hormati dan sayangi dirimu dengan tidak pacaran. Pacaran hanya merendahkan perempuan. Tidak ada pacaran yang memuliakan perempuan. Kenapa? Karena, orientasi pacaran itu fisik.

Banyak remaja dan mahasiswi pacaran alasannya untuk penjajakkan. Ia yang terjadi adalah penjajakkan fisik. Sudah didapat, ditinggal pergi. Ibarat pepatah habis manis sepah dibuang. Kurang ajar ‘kan? Makanya, kamu jangan mau jadi korban pacaran, Sist. Sudahlah putusin sekarang juga dan jangan pacaran lagi ya. Pada waktunya nanti, jika kamu sudah siap, menikahlah. Hanya dengan menikah kamu akan termuliakan.

Sudahlah jangan ngeles. Nggak ada pacaran yang sehat. Kamu mau ngomong gitu ‘kan? Pacaran sehat. Hehehe… Saya sudah banyak menerima curhatan remaja. Jadi, saya tahu ngelesnya remaja dengan menyebut pacaran sehat. Mana ada pacaran sehat? Ngawur orang yang berpendapat kayak gitu. Lebih ngawur lagi pacaran Islami. Waduh tambah kacau nih pola pikirnya.

Emang kayak gimana pacaran Islami? Pacarannya di bawah tangga masjid gitu? Atau pacarannya sms-an ngingetin shalat dan ngaji. Hadeeuhh, itu cuma pembenaran  untuk melegalkan pacaran. Pokoknya nggak ada kompromi. Sekali tidak boleh tetap tidak boleh. Titik. Yap, pacaran itu dilarang dalam Islam. Maka, sudah semestinya kamu menjauhinya.

Islam melarang pacaran mesti ada hikmahnya, antara lain agar tidak ada celah masuk setan untuk menjerumuskan kamu ke perbuatan hina (zina). Berpacaran berarti membuka celah masuk yang lebar kepada setan untuk menggoda dan menjerumuskan kamu dan pacarmu pada kemaksiatan. Ingat, setan itu super licik dan gigih buat menjerumuskan kamu dan pacarmu pada maksiat.

Setan akan menyerang kamu dan pacarmu habis-habisan; dari depan-belakang dan kanan-kiri. Dia akan mengerahkan anak buahnya untuk mengeroyok kamu berdua. Kamu tidak akan dibiarkan lolos sampai terperangkap pada maksiat. Dada akan terasa bergemuruh karena bisikan setan yang terus berhembus. Apa kamu dan pacarmu bisa tahan?

Sadarilah iman kamu masih tipis ‘kan? Hehehe… Karena itu, hindari berpacaran dan berdua-duaan dengan pacar. Jangan beri celah setan untuk menjerumuskan kamu pada zina. Boleh jadi kamu awalnya nggak ada niat, tetapi ketika kesempatan terbuka, setan menyerang habis-habisan, pacarmu juga terus mendesak, apa kamu kuat bertahan, Sist? Dari konseling yang saya terima, banyak remaja perempuan yang terjebak dalam perangkap zina.

Okelah, saya anggap kamu bisa teguh menjauhi zina meski berpacaran. Namun demikian, pikirkanlah waktu produktifmu. Apakah dengan pacaran kamu bisa mengisi waktumu untuk kegiatan produktif? Nggak ‘kan. Malah, pacaran itu menghambat banget untuk pengembangan diri. Alasannya? Sederhana saja, waktumu akan habis tersedot oleh pacar. Mulai dari sms/wa/bbm nanyain kabar sampai merayu gembel eh salah maksudnya gombal.

Berangkat dan pulang sekolah berdua, jalan-jalan berdua dengan pacar, wah banyak banget deh waktu kamu yang tersita. Eh ujung-ujungnya putus. Sudah banyak yang kamu korbankan, eh doi malah pacaran lagi sama cewek lain. Sakitnya tuh di sini (ngelus dada). Kok bisa? Ya, bisa sajalah. Lha wong, pacaran itu nggak ada ikatan hukumnya, nggak ada statusnya. Kamunya saja yang mau di PHP-in. Mau-maunya menjalin hubungan tanpa ikatan hukum.

Mungkin kamu mau ngeles lagi, pacaran ‘kan dalam rangka mencari jodoh. Saya ingatkan ya, jangan pernah berharap mendapatkan jodoh yang baik dengan pacaran. Nggak akan pernah didapat. Bagaimana bisa mendapatkan sesuatu yang baik dengan jalan yang tidak baik. Pacaran bukan jalan yang disyariatkan agama untuk mendapatkan jodoh.

Mari kita pikir dengan saksama, dalam Islam, pernikahan itu sesuatu yang serius dan agung. Islam menyebutnya dengan mitsaqan ghalizhan (perjanjian yang berat). Ya, sejatinya orang yang menikah itu membuat perjanjian yang berat dengan Allah untuk menjalankan syariat pernikahan. Nah, sekarang kamu pikirkan jika ada seorang laki-laki yang bilang cinta padamu dan ingin menikah denganmu, tapi tidak berani melamarmu, hanya berani memacarimu, apakah cintanya benar dan serius? Kamu bisa jawab sendiri ya.

Tanda laki-laki serius dan benar cintanya padamu adalah dia berani datang ke orangtuamu untuk melamarmu. Itu baru laki-laki yang serius dan benar cintanya. Kalau lelaki yang hanya berani menyatakan cinta dan memacarimu, tolak cintanya dan tinggalkan saja. Dia hanya ingin senang-senang denganmu. Makanya, beraninya memacarimu.

Sudah banyak kok buktinya. Alih-alih mencari jodoh, yang terjadi malah kehilangan kehormatan dan harga diri. Serius, Sist. Sudah banyak lho remaja perempuan yang konseling langsung ke saya terjebak dalam pacaran yang melegalkan hubungan seks. Awalnya sih menolak, tapi karena terus didesak oleh pacar, akhirnya mau juga. Terjadilah dosa besar itu (zina). Dosa yang menghinakan kamu dalam pandangan Allah. Dosa yang menghalangi ibadah selama 40 tahun jika tidak ditobati dengan tobat nasuha.

Kalau sampai kejadian seperti itu, coba kamu pikir masih mungkinkah kamu memperoleh jodoh yang baik? Kamu menikah dengan pacarmu yang sudah merenggut kehormatanmu? Iya, kalau dia mau tobat nasuha. Jika tidak, kamu hanya akan melewati masa-masa kelabu bersamanya. Jika sebelum menikah saja dia berani berbuat seperti itu kepada kamu, bukan tidak mungkin saat sudah menikah denganmu, dia melakukan hal yang sama kepada perempuan lain. Kalau sudah begitu, pasti rumit masalahnya.

Karena itu, sekali lagi saya ingatkan, sebelum kejadian, lebih baik kamu jauhi pacaran. Kalau yang sudah terlanjur pacaran, segeralah putusin. Jangan sampai kamu jadi korban pacaran. Kamu sendiri yang rugi, Sist. Kerugiannya bukan sesaat, tetapi bertahun-tahun, bahkan bisa jadi sepanjang hidupmu.

Tiada jalan lain bagi yang ingin mencari jodoh yang baik selain melalui menikah. Ungkapan dan ekspresi cinta yang tulus hanya bisa terwujud melalui pernikahan. Karena, dengan menikah, berarti kamu telah menjadi satu jiwa dengan pasanganmu. Al-Qur’an menyebutnya dengan ungkapan sangat indah, “Hunna libasul lakum wa antum libasul lahunna.” (Istri-istrimu pakaian bagimu, dan kamu pakaian bagi mereka).

Jelas sekali ‘kan? Kalau mau mencari jodoh yang baik, bukan dengan pacaran. Karena itu, jadilah jomblo bermartabat. Fokus saja menata masa depanmu. Terus mempersiapkan dan memantaskan diri untuk diberikan jodoh terbaik. Pada waktunya, ketika kamu sudah siap dan memantaskan diri, insya Allah jodoh akan bertamu ke rumahmu. Indah ‘kan?

Muhammad Syafi’ie el-Bantanie

Comments

comments