Topik : BAGAIMANA MENGAJARKAN ANAK MENCINTAI AL-QUR’AN SEJAK DINI
Hari/Tanggal: Rabu, 21 Januari 2014
Narasumber : Ustadzah Rochma Yulika
Moderator : Liys Desmayanti
=================
Iftitah:
KISAH UNIK SEORANG PENGAJAR AL QURAN
Kisah ini disampaikan oleh salah seorang pengajar al-Quran al-Karim di salah satu masjid di Makkah al Mukarramah. Ia berkata: “Telah datang kepadaku seorang anak kecil berusia tidak lebih dari sepuluh tahun yang ingin mendaftarkan diri dalam halaqah. Maka aku bertanya kepadanya: “Apakah engkau hafal sebagian dari al Quran?”
Ia berkata: “Ya.” Aku bertanya kepadanya: “Bacakan dari juz ‘amma!” Maka kemudian ia membacanya. Aku bertanya lagi: “Apakah kamu hafal surat tabaarak (al Mulk)?” Ia menjawab: “Ya.” Aku pun takjub dengan hafalannya dalam usia yang masih dini.”
Aku bertanya kepadanya tentang surat an Nahl. Ternyata ia hafal juga, maka semakin bertambah kekagumanku atasnya.
Kemudian aku ingin mengujinya dengan surat-surat yang panjang, aku bertanya: “Apakah engkau hafal surat al-Baqarah?” Ia menjawab: “Ya.” Dan ia membaca surat itu tanpa salah sedikit pun. Kemudian aku berkata: “Wahai anakku apakah engkau hafal al Quran?” Ia menjawab: “Ya.”
Subhanallah, dan apa yang Allah kehendaki pasti akan terjadi! Aku memintanya untuk datang esok hari bersama dengan orang tuanya, sedangkan aku sungguh benar-benar takjub. Bagaimana mungkin bapaknya melakukan hal tersebut?!
Suatu kejutan besar ketika bapak anak tersebut hadir. Aku melihat penampilannya tidak menunjukkan orang yang komitmen kepada as-sunnah. Segera ia berkata kepadaku: “Saya tahu Anda heran kalau saya adalah ayahnya, tapi saya akan menghilangkan rasa keheranan Anda. Sesungguhnya di belakang anak ini ada seorang wanita yang setara dengan seribu laki-laki. Aku beritahukan kepada Anda, bahwa aku di rumah memiliki tiga anak yang semuanya hafal al-Quran.
Dan anakku yang paling kecil, gadis berusia 4 tahun, sudah hafal juz ‘amma.”
Aku kaget dan bertanya: “Bagaimana bisa seperti itu?!”
ia mengatakan bahwa ibu mereka ketika mereka mulai bisa berbicara pada usia bayi, maka ia memulainya dengan menghafalkan al Quran dan memotivasi mereka untuk itu.
Siapa yang hafal pertama kali, maka dialah yang berhak memilih menu untuk makan malam hari itu. Siapa yang melakukan muraja’ah (setor hafalan) pertama kali, dialah yang berhak memilih kemana kami akan pergi mengisi liburan mingguan. Dan siapa yang mengkhatamkan pertama kali, maka dialah yang berhak menentukan kemana kami harus mengisi liburan.
Seperti inilah, istriku menciptakan suasana kompetisi (persaingan) dalam menghafal dan melakukan muraja’ah.
Ketika merenungkan dan memikirkan kisah yang penuh pelajaran ini, kami mendapati bahwa seorang wanita shalihah yang senantiasa memperhatikan kebaikan rumah tangganya, maka dialah wanita yang Nabi telah berwasiat pada kaum laki-laki untuk memilihnya sebagai pasangan hidup. Meninggalkan orientasi harta, kecantikan dan kedudukan.
Maka benarlah ketika Rasulullah bersabda:
“seorang wanita dinikahi karena empat hal, karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya dan agamanya. Maka dapatkan wanita yang memiliki agama (niscaya kamu beruntung) jika tidak maka kamu akan merugi (hina) .”
(HR. Bukhari)
Nabi bersabda:
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)
Selamat atasnya (ibu anak tersebut) yang telah menjamin masa depan anak-anaknya dengan menjadikan al Quran sebagai pemberi syafaat kepada mereka kelak di hari kiamat.
Nabi bersabda:
“Akan dikatakan kepada orang yang hafal al-Quran pada hari kiamat, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dalam kehidupan dunia, karena sesungguhnya kedudukanmu (derajat tingkatanmu) adalah pada ayat terakhir yang engkau baca.” (HR. Ibnu Hibban)
Maka bayangkanlah sekarang datangnya hari-hari itu, ketika ibu itu berdiri di padang mahsyar. Ia akan melihat anak-anaknya terus naik dan naik di hadapannya, dan tiba-tiba mereka berada di tempat yang paling tinggi. Kemudian dibawakan kepadanya mahkota al waqaar (kemuliaan) yang diletakkan di atas kepalanya.
Apa yang akan dilakukan anak-anak kita jika dikatakan kepada mereka: “Bacalah!”
Maka kemanakah (hafalan) mereka akan sampai?
Apakah akan diletakkan di atas kepala kita sebuah mahkota?
Jika didatangkan timbangan amal, maka berapa banyak lagu-lagu yang mereka hafalkan?!!
Berapa banyak gambar-gambar porno yang ada dalam HP mereka?
Berapa banyak bluetooth dengan materi menjijikkan?
Semua ini akan menjadi modal dalam timbangan amal kedua orang tua mereka!!.
Rasulullah bersabda :
“Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang pemimpin atas manusia adalah pemimpin dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan anaknya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Dan seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah bahwa setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhori)
Tidaklah Allah mengaruniakan kepada kita keturunan agar kita memperbanyak orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya. Akan tetapi agar mereka bersyukur dan ingat, apakah anak kita termasuk dari kalangan mereka?
Wahai setiap ibu, wahai saudariku semua!
Mulailah dengan mendidik dan memperbaiki anak-anak kalian. Jadikanlah huruf dan ayat-ayat al-Quran sebagai pemberat timbangan amal kalian dan saksi bagi kalian pada hari perhitungan. Hari dimana al-Quran akan memberikan syafaat kepada pembacanya pada hari kiamat. Hari dimana para penghafal al-Quran menempati tempat yang tinggi. Dan akan bersama mereka (orang tua mereka) menempati tempat yang tinggi.
Tentunya risalah ini juga untuk para bapak.
Bayangkan wahai para bapak, jika Anda menjadikan anak Anda hafal al-Quran. Setiap kali ia membaca satu huruf, Anda akan mendapatkan pahala setiap huruf yang ia baca dari al-Quran dalam hidupnya. Maka jadilah Anda dengan menjaga anak Anda untuk menghafalnya dengan pertolongan dari Allah Ta’ala.
Saya memohon kepada Allah agar menjaga putra putri kita, dan menjadikan mereka orang-orang yang memberi hidayah dan mendapatkan hidayah.(sumber:google search)
Sebelum ke materi ijinkan kalimat pembuka.
Membangun keluarga yang mencintai Al Qur’an adalah cita-cita mulia, sebab Al Qur’an adalah firman Alloh yang menjadi pedoman hidup manusia. Sayangnya dari ratusan juta umat Islam di Indonesia, tidak banyak yang memahami, menghafalkan, dan menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup.
Berkaca pada hadits Nabi Muhammad SAW bahwa orang yang beruntung adalah ketika berhasil menjadikan hari ini lebih baik dari kemarin. Maka jika sebagai orangtua kita berhasil mendidik anak menjadi akrab dan mencintai Al Qur’an, bahkan lebih baik daripada orangtuanya maka insya Alloh kita termasuk orang-orang yang beruntung.
Mungkin sy belum kategori berhasil krn anak sy smp kls 2 br 10 juz dg mandiri di rmh
Bisa jd yg di pesantren sdh terlampaui
Bkn waktu yg singkat menjadikan anak hafal tetapi bgmn mrk bs mencintai Al quran
Seperti apa keadaan rumah kt?
Sdh kah terbiasa tangan kita menarik quran dibanding remote televisi
Butuh perjuangan jug dr ortu jk ingin mendekatkan anak2 kt mencintai quran
Biasakan ada majlis quran di rmh
Di waktu asasi yakni hbs maghrib atau malam hr atau pg hari
Bi’ah qurani hrs kt ciptakan
Jk tak bs atau belum menyekolahkan anak2 ke pesantren kenapa g rmh kita yg dijadikan pesantren?
Mulai dari Orangtua
Agar anak akrab dengan Al Qur’an maka orangtua sebagai pendidik harus terlebih dahulu memahami apa itu Al Qur’an, apa saja keutamaannya, serta apa saja kewajiban kita terhadap Al Qur’an. Orangtua sebisa mungkin menghayati perannya, semisal jika ingin mencetak anak menjadi penghafal Al Qur’an maka orangtua rela keliling pulau dalam rangka mencarikan pesantren penghafal Al Qur’an yang terbaik untuk putra-putrinya, juga rela berpisah dengan mereka untuk sementara waktu.
Mulai dari Rumah
Rumah adalah madrasah pertama putra-putri kita, oleh sebab itu penting untuk mengkondisikan rumah akrab dengan Al Qur’an. Mulai dari murottal setiap hari, tidak ada gambar-gambar syubhat atau yang dilarang, memasang kaligrafi ayat-ayat, menciptakan situasi bacaan-bacaan Islami, musik-musik Islami (nasyid), serta menjauhi perkataan dan perbuatan fahisyah. Suasana qur’ani harus dibangun agar anak merasa nyaman.
Biasakan keluarga kita untuk bangun sebelum shubuh, budayakan sholat berjamaah (utamakan di masjid). Selanjutnya upayakan tidak ada kegiatan lain setelah sholat shubuh selain interaksi dengan Al Qur’an yang diakhiri dengan do’a, baru kemudian berlanjut pada aktivitas yang lain.
Sama halnya dengan ba’da shubuh, upayakan tidak ada kegiatan lain ba’da maghrib selain interaksi dengan Al Qur’an kemudian mengkajinya hingga datang waktu Isya.
Lawanlah kebosanan dan kemalasan dengan kegiatan variatif, dinamis, fresh, dan beri penghargaan terhadap setiap usaha putra-putri kita meski sedikit. Selalu dahulukan pujian daripada celaan, semisal ketika anak membawa piring lalu pecah sekali terkadang diomeli habis-habisan padahal ketika anak membawa piring lima kali dan tidak pecah tidak pernah dipuji.
Yang tak kalah pentingnya adalah mengatur dan mengurangi interaksi dengan TV, games di komputer, juga play station. Akan lebih baik jika bisa melibatkan anak dengan aktivitas orangtua terkait interaksi dengan Al Qur’an, lebih bagus lagi jika bisa diprogram.
Mulai dari Sekolahnya
Sekolah juga punya andil dalam membentuk kepribadian dan kualitas anak. Oleh karena itu penting bagi orangtua untuk mengajak dialog anak, mengarahkan, dan memilihkan sekolah/lembaga pendidikan yang mendukung. Bangunlah komunikasi dan kerjasama yang baik dengan guru dan sekolah.
Upayakan untuk memfasilitasi kebutuhan anak, mengarahkan keinginannya, serta membentuk jiwanya sebelum habis waktunya (ketika masuk masa remaja yakni usia 11-15 tahun, adalah jelang berakhirnya masa usia anak).
Mulai dari Teman-Temannya
Jika ingin mengetahui kualitas seseorang, maka perhatikanlah dengan siapa dia berteman, begitu kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu penting bagi orangtua untuk mengontrol teman sepermainan putra-putrinya, dengan siapa dia berteman, dan tanyakan siapa teman dekatnya. Orangtua turut mengarahkan, membimbing, dan membentuk lingkungan teman-temannya.
Orangtua ikut mengontrol waktu dan tempat bermain dengan teman-temannya. Bisa juga dibuatkan program yang mendukung bersama dengan teman-teman lingkungannya, semisal saat liburan diisi dengan piknik tahfidz qur’an yang dikemas menyenangkan.
Masa anak-anak adalah masa yang penting, karena bagi orangtua mendidik anak itu diibaratkan seperti membentuk keramik. Saat anak masih kecil, dibentuk menjadi apapun akan mudah bagi orangtua untuk mengarahkannya. Namun jika sudah besar, ibaratnya bahan baku (tanah liatnya) sudah kering, sehingga sudah sulit untuk dibentuk, bahkan bisa retak dan pecah jika dipaksa.
Lebih-lebih pada seorang anak, yang retak bukanlah fisiknya melainkan jiwanya. Jika yang retak jiwanya, maka anak akan tumbuh menjadi pemberontak yang suka melawan.
Sy kira itu prolog dr sy mohon maaf jk ada salah. Walkm wr wb
==================
Tanya:
1. Maaf bunda, bgm mngajarkn al quran (membaca & mnghafal) kpd anak yg super aktif : bnyak polah & suka lari2an
2. Metode apa yg tepat utk anak?
UMMI, ABATA, qiroati, iqro,…
Jawab:
metode apa saja asal anak tdk mrs bhw itu spt bljr yg ada aturan yg baku.
Bisa pake video, gambar dll. Kdg klo pke buku terkesan monoton
Tanya:
Ustadzah sy mizan : kira2 mulai usia berapa mulai anak “di push” utk kenal Al Quran
Yg kdua sama kya prtnyaan diatas
Jawab:
bahasanya bukan push tp mendekatkan anak2 kita. Dr dalam perut sdh kita dekatkan. Utk menghafal sejak dini boleh. Selama sanggup istiqamah kt sbg ortu.
Tanya:
Hmpir mirip.. Klo utk menghafal metode yg bgs sperti apa ustadzah..trutama yg msh balita apa jg mnyesuikan dg karakter anak? Slma ini kami pake talaqi.. kita sebutin kmudian mreka ucapin scara ber ulang misalnya satu ayat satu ayat dimulai juz 30.. syukron.
Jawab:
iya biasa sy jg spt itu. Tp disela2 kt tak bs ajarkan maka bolehlah pk media
Tanya:
Ustadzah sy suryo : anak sy saat ini sedang TK di sebuah pesantren,saat membaca iqro’-nya untuk huruf yang panjang,tangan anak sy saat menunjuk bergerak ke atas.Sy tahu ini bukan metode yg diajarkan di sekolah agar tapi hanya kebiasaan anak sy saja. Para ustadzahnya pun tidak melarang. Yg saya tanyakan apakah kebiasaan ini ke depannya akan mempersulit anak sy saat pindah ke al-Qur’an? Terima kasih sebelumnya.
Jawab:
insya Allah tdk. Itu hanya utk memudahkan gpp. Murid sy anak sy jg spt itu. Bila saatnya tiba tdk akan spt yg kt bayangkan
Tanya:
Asswrwb. Ustdzh…anak saya untuk hafalan al-qur’an sangat bagus karena sering didengarkan murottal atau mendengar dari orang lain yg sedang baca/hafalan..namun lambat dalam pelajaran ummi dikelas atau TPA..dirumah kalopun diulang lg sering lupa…mohon tips untuk hal tersebut..
Jawab:
sy punya murid spt itu. Jd kt boleh mengibaratkan bntuk huruf spt benda utk sekedar memudahkan. Dan mmg hrs rutin dan intens utk mengajari anak. Hrs rela berkorban
Tanya:
Ustazah, bagaimana kiat mendidik anak mencintai alquran dalam keadaan di rumah tsb hanya ada peran ibu (single parent). Sedangkan ibu harus mencari nafkah dan selama mencari nafkan anak dititipkan pd pengasuh yang pemahamannya kurang.
Jawab:
Dibantu media boleh. Mmg sulit cr khadimat yg tgg jwb. Jk ada yg deket bs ditipkan ke tpa or batita yg islami
Tanya:
Assalamualaikum warahmatullohi wa barokatuh..sy eka..anak sy 4.5th..kasusnya sama seperti liys..bagaimana cara memotivasi anak u semangat membaca al quran..
Jawab:
diajak cerita… Jk masih kecil boleh dg reward. Namun perlu dipahami bhw kt tdk boleh memaksa. Hanya utk kepentingan ortu. Sifatnya ngalir sj
Tanya:
Sderhana: ustadzah.. Kadang mreka sesekali bad mood . Misalnya di tengah ktika lg ngaji klo lupa kadang brenti trus hilang fokus..kdang suka gmn ngembaliinnya..?
Jawab:
cari cara baru jg suasana baru.
Evaluasi apakah kita sdh msk kriteria menjadi ayah yang mengajak ke jannah
Jawab:
Jurus Jitu Menjaga Hafalan Biar Tidak Cepat Hilang:
Jurus pertama: Pengaturan waktu
Jurus kedua: Menyediakan waktu khusus
Jurus ketiga: Wirid Al-Qur an
Jurus keempat: Menjadi Imam Shalat
Jurus kelima: Mengajarkan orang lain
Jurus keenam: Mendengarkan bacaan orang lain
Jurus ketujuh: Mendengarkan kaset atau CD Al-Qur an
Jurus kedelapan: Membaca sejarah para penghafal Al-Qur an
Jurus kesembilan: Biasakan membaca tanpa melihat mushaf
Jurus kesepuluh : Jauhi maksiat
Jawab:
Mari kt selamatkan generasi dengan lbh dekat pd quran hingga mjd pribadi2 dahsyat yg mengguncang peradaban
Wasslkm. Wr wb
Tanya:
Jazakillah atas nasihat dan sharingnya ustdzah…semoga kita selalu dalam naungan Allah SWT dan tetap istiqomah dijalan kebaikan dan kebenaran..
Jawab:
Aamiin. Sy ijin pamit
Dg anak hrs ditarik diulur utk mengajarkan al quran. Sperti layang2 biar terbangnya tingg
– EOF –